Bali Mengarah pada Pembangunan Pulau Taman
Rabu, 03 September 2008 02:37 WIB
DENPASAR--MI: Bali yang banyak dikunjungi wisatawan dalam dan luar negeri berkat keindahan alam dan seni budaya yang tidak ada duanya, dalam jangka panjang mengarah kepada pembangunan pulau taman.
"Ide menjadikan Bali pulau taman, dimulai sejak beberapa tahun lalu, dengan membangun taman baik di perkantoran, hotel maupun sekolah," kata Gde Suarjana, ketua tim penilai lomba taman propinsi Bali di Badung, Selasa.
Taman di lingkungan kantor Gubernur Bali di kawasan Nitimandala Renon, yang memaanfaatkan tanaman perindang dari jenis langka, dengan kepeloporan yang menonjolkan ciri dan budaya Pulau Dewata dinilai sangat baik.
Kondisi pertamanan itu perlu ditularkan kepada masyarakat di Bali, melalui taman yang ada di lingkungan kantor bupati/walikota, rumah jabatan kepala daerah termasuk di lingkungan kantor DPRD kabupaten se-Bali.
Pemerintah Bali dalam merangsang para pejabat mencintai tanaman, melombakan taman kantor dan rumah jabatan bupati serta kantor DPRD setempat melalui tata ruang dengan menonjolkan tanaman langka dan maskot khas daerahnya.
"Kalau para bupati dan anggota legislatif sudah mencintai lingkungan hidup, dan menuangkan dalam suatu bentuk taman di kantor-kantor pemerintah, maka sosialisasi kepada masyarakat akan lebih cepat dan mau ditiru," kata Suarjana.
Tim penilai lomba taman Provinsi Bali yang mendatangi dan mengamati taman rumah jabatan bupati Badung, memberikan kesan yang cukup baik, karena tanaman yang ada di halaman tertata baik dan terpelihara secara berkelanjutan.
Tanaman badung, jenis flora langka di daerah ini tumbuh dengan subur di halaman rumah jabatan bupati. Begitu pula tanaman camplung tanduk yang hanya tumbuh di daerah pariwisata legian Kuta, juga jenis langka.
Di kanan-kiri gerbang masuk rumah jabatan bupati Badung ditanami kayu tulak dan kayu sisi. Tanaman itu bermakna menolak dan menyisihkan orang-orang yang berpikiran jahat masuk ke rumah pejabat nomor satu di Badung.
Rumah jabatan bupati Badung dijaga secara "sekala dan niskala". Secara sekala adalah adanya petugas Satpam menjaga 24 jam, dan niskala seperti melalui penanaman kayu tulak maupun kayu sisih yang mampu mengeluarkan aura menolak bagi yang berniat jahat.
Banyak tanaman yang memiliki makna religius yang ditaman pada taman-taman kantor bupati/wali kota yang dilombakan. Penilaian ini dalam rangkaian memperingati hari lingkungan hidup tahun 2008. (Ant/OL-03)