Iklan Melayang

Kamis, 12 Januari 2012

Evaluasi API (2): Skenario Pembentukan Bank International- Bagian 2

Tulisan ini merupakan kelanjutan dari skenario pembentukan bank berkelas international yang skenario pertamanya telah dipaparkan di sini. Selain bank international yang kemungkinan besar dari kelompok bank persero yang dimiliki pemerintah, sekarang kita lihat prediksi bank international diluar bank pelat merah yang peluangnya memang lebih kecil, Secara individual, setiap bank umum di Indonesia memerlukan kerja keras, kalau tidak bisa dikatakan mission imposible :) Jika tidak bisa melakukan merger dan akuisisi- yang relatif membutuhkan waktu, maka upaya untuk menjadi bank international tersebut harus menempuh jalan terjal.

Total modal inti seluruh BUSN Devisa saat ini adalah sebesar 46,9 Triliun. Jadi andaikan 36 BUSN Devisa merger pun belum cukup untuk menjadi bank berkelas international. Jadi sebuah bank BUSN Devisa harus bekerja keras untuk menjadi bank berkelas International. Setiap bank bisa naik ”kasta” dengan tiga cara yaitu merger untuk yang berada dalam satu pemegang saham pengendali, membeli atau mengakuisisi bank lain, atau menambah modal disetor. Opsi pertama sudah dilakukan oleh Bank CIMB Niaga- hasil merger Bank Niaga dan Bank Lippo, yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh CIMB Group Sdn Bhd dari Malaysia, serta PT Bank Danamon Indonesia yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh Temasek Holding Pte Ltd, sebuah perusahaan investasi yang dimiliki oleh pemerintah Singapura.. Ternyata negara tetangga tersebut harus tunduk kepada Bank Indonesia yang telah mengeluarkan kebijakan ”single presence policy”.

Saat ini modal inti PT Bank CIMB Niaga tercatat sebesar 10,9 Triliun, sedangkan Bank Bank Danamon sebesar 11,6 Triliun. Rasanya bank yang dimiliki oleh negara tetangga tersebut relatif sulit untuk menjadi bank berkelas international, atau cukup menjadi bank bekelas nasional saja di Indonesia. Pemerintah Malaysia dan Singapura pun mendingan menjadikan bank di negaranya saja yang diperbesar. Membeli atau bergabung dengan bank BUSN lainnya di Indonesia pun agak-agak sulit karena banyak faktor, termasuk politik dan gengsi ? Atau jangan-jangan Malaysia dan Singapura kompakan sehingga mau menggabungkan kedua bank tersebut untuk mengejar bank berkelas International di Indonesia hehehe. Kalo toh iya, jumlah modal intinya masih sangat kurang untuk mencapai di atas 50 Triliun.

Sekarang mari kita lihat kandidat BUSN Devisa lainnya yang dimiliki oleh pribumi. Modal inti untuk empat BUSN Devisa yang masuk sepuluh besar di Indonesia adalah BCA dengan modal inti sebesar 25,9 Triliun, PT Pan Indonesia sebesar 10,3 Triliun, PT Bank Permata sebesar 4,5 Triliun, dan PT BII Tbk 6,8 Triliun. Jika keempat bank tersebut digabung maka modal intinya hanya mencapai 47,5 triliun, atau tinggal 2,5 triliun lagi menjadi bank berkelas international. Pertanyaanya adalah apakah keempat bank tersebut mau digabung atau diakuisisi oleh bank lainnya.

Skenario ketiga, walaupun peluangnya relatif kecil, kelompok BPD mempunyai potensi untuk menjadi bank berkelas international. Itupun kalau masing-masing para pemegang saham pengendali- yang saat ini dimiliki oleh pemerintah daerah, mau bergabung dengan BPD lainnya. Namun itupun tidak cukup, harus ada penambahan modal baru. Kita lihat dulu total aset dan modal inti BPD per Juni 2010 berdasarkan Laporan Publikasi Bank di webiste BI, kecuali untuk BPD Sulsel dan Jatim per Januari 2010 dan Maluku per Desember 2009.

No.

Nama BPD

Total Aset

Modal Inti

1.

PT. BPD Jawa Barat dan Banten

39,339,795

2,898,845

2.

PT. BPD Jawa Timur

19,039,827

2,113,520

3.

BPD Kalimantan Timur

16,867,198

1,854,626

4.

PT Bank Aceh

12,603,059

1,538,635

5.

PT. BPD Jawa Tengah

19,375,049

1,341,970

6.

PT BPD Riau Kepri

12,694,507

1,043,796

7.

PT. BPD Papua

11,563,294

992,311

8.

PT BANK DKI

16,470,644

900,178

9.

PT. BPD Sumatera Utara

12,566,163

871,051

10.

PT. BPD Bali

7,671,843

770,154

11.

PT. BPD Sumsel aan Bangka Belitung

10,873,319

751,542

12.

PT BPD Sumatera Barat (Bank Nagari)

9,282,841

746,196

13.

PT BPD Sulawesi Selatan

5,578,629

694,249

14.

PT. BPD Nusa Tenggara Timur

5,031,244

579,144

15.

BPD Kalimantan Selatan

4,770,649

413,538

16.

PT. BPD Kalimantan Barat

5,374,527

390,353

17.

BPD Yogyakarta

4,560,107

349,542

18.

PT. BPD Nusa Tenggara Barat

2,739,594

290,688

19.

PT BANK Kalteng

3,348,318

267,380

20.

PT. BPD Sulawesi Utara

3,865,813

237,951

21.

BPD Sulawesi Tenggara

2,421,292

233,234

22.

PT BANK Lampung

3,020,574

232,348

23.

PT BPD Jambi

3,216,734

216,234

24.

PT. BPD Maluku

2,043,103

177,685

25.

PT. BPD Bengkulu

1,721,195

169,400

26.

PT. BPD Sulawesi Tengah

1,088,812

153,121

Semua BPD mempunyai modal inti di atas 100 Milyar, atau dapat dipastikan bahwa tidak ada BPD yang turun kelas menjadi BPR. Jika mereka tidak bergabung- baik seluruh BPD maupun sebagian BPD, maka semua BPD di Indonesia hanya masuk pada ”Divisi III” menurut kerangka API, yaitu Bank yang kegiatannya fokus pada segmen usaha tertentu. Jika modal inti semua BPD digabung maka totalnya baru mencapai 20-an Triliun, atau hanya cukup sampai ke kelas Nasional saja. Andaikan 33 provinsi menyetujui untuk menyuntikan modal baru ke BPD-nya masing-masing sebesar 1 Triliun maka gabungan bank tersebut akan tergolong kelas International. Itupun kalau kebijakan tersebut disetujui oleh DPRD-nya masing-masing. Idealnya sih ada sebuah Bank Holding Company yang membawahi semua BPD saat ini. Namun sekali lagi, itupun masih memerlukan penambahan modal inti yang sangat tergantung political will dari masing-masing pemerintah provinsi di Indonesia.

Skenario terakhir adalah Satria Piningit :) Skenario ini terjadi jika ada sebuah bank di luar sepuluh besar- yang mungkin masih tergolong bank fokus atau bank nasional tiba-tiba menambah modal intinya sehingga menjadi bank berkelas international. Namun skenario ini relatif sulit terjadi- kalau tidak bisa dikatakan mustahil, dalam kurun waktu yang relatif pendek. Bank BCA saja perlu penambahan modal sekitar 25 Triliun untuk menaikkan kelasnya dari Bank berkelas nasional saat ini menjadi bank berkelas international. Jadi sungguh fenomenal, fantastis, dan bombastis jika skenario ini terjadi :)

—–

Tulisan sebelumnya:

1. Skenario Pembentukan Bank International- Bagian 1

sumber : http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/bhermana/2011/01/31/evaluasi-api-2-skenario-pembentukan-bank-international-bagian-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kumpul blogger

Subcribe & Bookmark

Bookmark and Share

Bookmark and Share
Subscribe My Feed